Minggu, 22 Juni 2014

Pendekatan Penyelarasan Akuntansi UNI EROPA dan Integrasi Pasar Keuangan Eropa

1. PEMERINTAH

Peran pemerintah dalam menentukan isi dan sifat laporan perusahaan dan terutama tingkat keterlibatan pemerintah dalam prosesnya telah secara luas dipelajari. Tingkat keterlibatan pemerintah secara komprehensif di beberapa negara, terutama yang dengan tradisi perundang-undangan terperinci (mis. Perancis dan Jerman), berlawanan dengan negara-negara Anglo-America yang penekanannya pada pendelegasian ke otonomi badan profesi swasta. Literatur menyangkut peran pemerintah sebagai pemakai laporan perusahaan sangat jarang. Hanya ada sebagian diskusi berisi sedikit pernyataan bahwa pemerintah adalah pemakai laporan. Meskipun begitu, banyak tekanan untuk meningkatkan jumlah pengungkapan informasi oleh MNEs datang dari pemerintah. Pentingnya pengungkapan informasi oleh MNE bagi pemerintah yaitu;
Informasi yang relevan mengenai operasi cabang suatu MNEs mungkin tidak tersedia di cabang MNE tersebut tetapi hanya di perusahaan induk. Maka, pemerintah dapat menggunakan laporan keuangan tahunan terkonsolidasi MNEs di seluruh dunia bersama dengan informasi segmen untuk mengetahui kinerja cabang di tingkat negara.
Peran penting MNEs dalam pengembangan dan perdagangan dunia menyebabkan pemerintah ingin mengevaluasi dan memonitor secara langsung, atau melalui organisasi antarpemerintah internasional, strategi, kinerja, perilaku, dan konsekuensi operasi MNE secara keseluruhan.
Peran pemerintah yang bervariasi dilakukan oleh sejumlah departemennya. Laporan khusus yang disediakan untuk satu unit (mis. otoritas perpajakan) pada umumnya tidak cocok untuk bagian pemerintah lain.
Pemerintah memang mempunyai kekuasaan untuk meminta informasi apapun yang dibutuhkan, tetapi kekuatan tersebut bukannya tidak terbatas.
Peningkatan ketersediaan informasi dalam laporan perusahaan MNE berarti bahwa pemerintah akan memiliki akses langsung pada informasi tanpa keharusan untuk menawarnya. Permintaan komparabilitas internasional yang lebih besar atas pengungkapan informasi MNE sepertinya termotivasi oleh keinginan pemerintah di tingkat nasional, terutama di negara penyelenggara, atau melalui organisasi antarpemerintah seperti UN, OECD, dan EU, untuk memonitor aktivitas MNEs secara umum sebagai basis perumusan kebijakan.
United Nations (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
United Nations (UN) pertama terlibat dalam debat pengungkapan informasi pada tahun 1976 ketika suatu Group of Experts ditetapkan melalui aktivitas Commision on Transnational Corporations (sekarang. tercakup dalam pekerjaan UNCTAD) untuk merumuskan proposal yang mengikuti suatu studi menyangkut dampak MNEs pada pengembangan dan hubungan internasional. Studi tersebut tidak hanya mengidentifikasikan masalah perbandingan internasional tetapi juga mengungkapkan kekurangan informasi baik informasi keuangan maupun nonkeuangan. Akibatnya, Group of Experts berkonsentrasi pada pengembangan daftar item minimum baik finansial maupun nonfinansial yang diungkapkan oleh perusahaan pada level perusahaan secara keseluruhan atau cabang perusahaan secara individu. Hasilnya, adalah usulan secara komprehensif dan detail terhadap laporan keuangan konsolidasi, informasi segmental, informasi nonfinansial, dan informasi sosial.
Working Group of Experts ( ISAR)
Tujuan utama kelompok ini adalah untuk merekomendasikan standar internasional dimana negara-negara anggotanya akan mendukung dan, jika perlu, dengan perangkat hukum. ISAR mengadakan pertemuan pertama kali tahun 1983. Sejak itu, pertemuan-pertemuan diadakan tiap tahun mengenai isu-isu yang bervariasi, termasuk akuntansi untuk inflasi, akuntansi pensiun, aktiva tak berwujud, joint venture, dan privatisasi. Pada tahun 1988, Group of Experts mempublikasikan hasil dalam "Conclusions on Accounting and Reporting by Transnational Corporations" dan pada tahun 1989 memberikan kontribusi terhadap konsep yang dipublikasikan dengan judul "Objectives and Concepts Underlying Financial Statement"
Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)
OECD mempunyai keanggotaan yang jauh lebih terbatas dibanding UN. Dengan hanya 30 negara anggota, dibanding anggota UN yang lebih dari 190, OECD merupakan perwujudan kepentingan kelompok negara industri terutama di negara-negara Barat mencakup Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Jepang, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat. Negara-negara ini adalah asal dari kebanyakan MNEs.
Secara umum, tujuan OECD adalah bekerja untuk membangun kesepakatan dan pemahaman internasional atas berbagai isu sebagai basis untuk meningkatkan komparabilitas dan penyelarasan norma pelaporan dan akuntansi.
European Union (Uni Eropa)
Mulai 2004, EU terdiri dari 25 negara-negara (Austria, Belgia, Cyprus, Republik Cekoslovakia, Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Irlandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luxemburg, Malta, Belanda, Polandia, Portugal, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, dan Inggris). EU telah dilibatkan dalam penyelarasan internasional norma pelaporan dan akuntansi sejak pertengahan 1960-an sebagai bagian dari program penyelarasan Company Law, yang dikerjakan setelah Perjanjian Roma (1957).
Aktivitas EU sudah berlangsung dalam konteks mempromosikan tujuan pengembangan dan pengintegrasian            ekonomi
Eropa terkait perusahaan, termasuk MNEs, perlu mempunyai kebebasan untuk menjadi lebih internasional dengan mampu berbisnis dan bersaing dalam kerangka hukum umum, perpajakan, dan sumber daya keuangan.
Bagian penting dari proses penyelarasan hukum perusahaan adalah pengungkapan umum atas informasi keuangan yang dapat dipercaya dan diperbandingkan untuk melindungi kepentingan pemegang saham, kreditor, suplier, dan pihak-pihak lain. Penyelarasan pelaporan dan akuntansi dalam EU khususnya penting untuk MNEs sebab, berbeda dengan UN dan OECD, persetujuan yang mengambil format direktif mempunyai kekuatan hukum dan masing-masing negara anggota wajib menyertakan direktif ke dalam hukum nasional masing-masing. Direktif yang mempunyai keterkaitan khusus yang fundamental pada penyelarasan akuntansi EU yaitu Direktif Keempat dan Direktif Ketujuh.
Direktif Keempat
Direktif keempat disetujui tahun 1978, menambahkan kebutuhan terperinci yang berkenaan dengan pengungkapan informasi, penyajian dan penggolongan informasi, dan metode penilaian. Tujuan Direktif Keempat tidaklah perlu untuk menghasilkan keseragaman tetapi lebih untuk menyempurnakan suatu penyelarasan atau koordinasi dari ketentuan hukum yang ada. Meskipun demikian, Direktif Keempat menyediakan suatu struktur seragam secara luas untuk penyajian dan penggolongan informasi, namun juga mengiijinkan bentuk yang berbeda untuk laporan rugi-laba dan neraca, juga menyertakan beberapa pilihan penyajian.
Dampak dari direktif telah dirasa paling tajam pada negara-negara seperti Italia dan beberapa negara anggota baru EU (mis. Finlandia, Yunani, Portugal, dan Spanyol) dimana pengungkapan informasi mereka secara relatif lebih terbelakang dibanding Perancis, Jerman, dan Inggris. Secara keseluruhan, Direktif Keempat telah menjadi titik awal penting dalam proses penyelarasan. Direktif ini telah banyak berperan untuk meningkatkan transparansi dan pengungkapan informasi seluruh negara-negara EU.
Direktif Ketujuh
Pada tahun 1983, Direktif Ketujuh tentang rekening konsolidasi diadopsi. Pendekatan Inggris berdasarkan kepemilikan saham dan hak untuk mengontrol perusahaan lain dikontraskan dengan pendekatan Jerman yang berdasarkan kontrol manajemen secara efektif. Masalah ini dipecahkan dengan kompromi dimana kriteria kontrol atau kepemilikan dapat diaplikasikan oleh negara anggota sebagai dasar pilihan.
Direktif Tambahan
Direktif kedelapan diadopsi tahun 1984 adalah direktif penting lain mengenai kualifikasi dan pekerjaan auditor lintas negara anggota EU, termasuk persyaratan pendidikan minimum sebagai usaha mendorong profesionalisme auditor.

SERIKAT DAGANG DAN PEKERJA

Organisasi serikat dagang yang berpartisipasi pada tingkat intergovernmental International Ttrade Union Confederations (ITUCs), contohnya European Trade Unions Confederation (ETUC), International Confederation on Free Trade Unions (ICFTU), dan World Confederation of Labour (WCL). Dalam konteks nasional, serikat dagang berusaha untuk mempengaruhi perilaku MNEs maupun kebijakan pemerintah. Informasi yang diperlukan oleh serikat dagang tergantung pada bentuk perusahaan dan tujuan dibuatnya informasi tersebut.
Serikat dagang pertama kali muncul dalam kawasan nasional dimana MNEs tersebut beroperasi. Seiring dengan pertumbuhan perusahaan yang melewati batas-batas negara, serikat dagang mengikutinya dengan segala keterbatasan yang ada. Pada tahun 1977, ICFTU, WCL dan ETUC mengeluarkan sekumpulan persyaratan terhadap pengungkapan informasi-informasi akuntansi. Titik berat dokumen tersebut adalah untuk MNEs dan kebutuhan atas penyelarasan internasional dengan rekomendasi pendekatan yang lebih seragam untuk akuntansi baik informasi keuangan dan nonkeuangan.
Walaupun serikat dagang dan karyawan memerlukan informasi tentang prospek masa depan dan kinerja MNEs sama halnya dengan banyak kelompok lain, informasi mengenai istilah, kondisi-kondisi, skala, keamanan, dan penempatan tenaga kerja menjadi perhatian khusus mereka. Kepentingan utama mereka adalah situasi nasional atas cabang tiap MNE dan hubungannya dengan cabang yang lain. Organisasi internasional serikat dagang juga dikaitkan dengan penambahan informasi tentang transaksi terkait kelompok-kelompok dan penetapan praktek harga transfer sebagai basis untuk perumusan keseluruhan kebijakan ke arah MNEs.

INVESTOR

Investor, termasuk analis keuangan, adalah mereka yang mempunyai akses dan menggunakan laporan perusahaan dan informasi lain yang dipublikasikan sebagai dasar keputusan investasi. Utamanya adalah investor di anak perusahaan.
Kepentingan investor untuk memperoleh informasi dari perusahaan diwakili oleh organisasi analis keuangan internasional. Di samping tambahan pengungkapan informasi dan informasi mengenai prospek masa depan, investor dan analis keuangan juga memberi perhatian terhadap kekurangan dalam komparabilitas yang tersedia.
Organisasi yang memperhatikan kekurangan terhadap analisis dan perbandingan laporan keuangan perusahaan yang berbeda-beda contohnya International Coordinating Commitee of Financial Analyst Association (ICCFAA). Organisasi penting lain dalam bidang peraturan pasar modal dan proteksi investor adalah International Organization of Securities Commissions (IOSCO).
Sehubungan dengan informasi yang diungkapkan, investor hanya mempertimbangkan hasil MNE secara keseluruhan yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi dan bukan yang terpisah-pisah. Meski demikian, analisis hasil secara keseluruhan ini sering memerlukan pemahaman tentang profitabilitas, tingkat resiko, kinerja relatif, dan pertumbuhan potensial dari setiap komponen. Karena hasil keseluruhan suatu prusahaan merupakan gabungan dari unsur-unsur tersebut maka investor pun tertarik dengan informasi segmental. Oleh karena itu, jenis informasi yang relevan bagi investor dan analis keuangan adalah yang berhubungan dengan kinerja dan prospek masa depan operasi MNE secara menyeluruh.

BANKIR DAN KREDITOR

Sama dengan investor, informasi yang dibutuhkan oleh bankir dan kreditor adalah difokuskan pada informasi perusahaan yang berkaitan dengan posisi keuangan, kinerja, dan prospek masa depan. Di negara-negara di mana bankir dan kreditor lain merupakan sumber keuangan yang lebih penting dibandingkan dengan pemegang saham, seperti di Jerman, Perancis, dan Jepang, maka akan mempunyai pengaruh konservatif dalam pengukuran kinerja dan kekayaan perusahaan yang diungkapkan.
Dalam konteks penyelarasan akuntansi internasional, organisasi perbankan internasional terlibat dalam mendukung supaya informasi dari kliennya, pemerintah, institusi keuangan, dan perusahaan lebih komparabel. Di antara yang terpenting adalah bank pembangunan internasional, misalnya the Asian Development Bank, the European Development Bank, the European Bank for Reconstruction and Development, the International Bank for Reconstruction and Development, dan the World Bank.
Bank Internasional sering mensyaratkan laporan keuangan spesial dan begitu juga International Finance Corporation sehingga mereka menerbitkan booklet instruksi detail tentang standar akuntansi dan pelaporan. Hal ini akan berdampak pada praktek di banyak negara berkembang.

PARA AKUNTAN DAN AUDITOR

Peran akuntan sebagai penyedia dan pengguna informasi dalam MNEs merupakan salah satu hal yang penting. Ini diperkuat dengan peran akuntan sebagai auditor atau pemeriksa laporan perusahaan yang dikeluarkan oleh MNEs untuk pihak luar.
Bersamaan dengan tumbuhnya perusahaan akuntan publik internasional, sebagai respons atas perkembangan MNEs mendorong pengembangan organisasi profesi yang aktif dalam penyelarasan akuntansi dan pelaporan. Ada beberapa organisasi profesi internasional utama, yaitu:
International Accounting Standards Board (IASB)
IASB sangat erat hubungannya dengan IFAC, tetapi masing-masing mempunyai tanggung jawab yang berbeda. IASB bertanggung jawab untuk mengembangkan standar akuntansi internasional, sedangkan IFAC bertanggung jawab untuk menyebarluaskan petunjuk dan standar auditing internasional.
International Accounting Standard Committee (IASC) didirikan pada tahun 1973 oleh organisasi profesi Australia, Kanada, Jerman, Irlandia, Jepang, Mexico, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat. Pada tahun 2000, IASC mempunyai keanggotaan sebanyak 143 organisasi dari 104 negara termasuk anggota pendiri. Pada bulan Mei 2000, IASC secara formal telah diatur dan diganti namanya menjadi IASB, hal ini dikarenakan perlunya suatu badan yang lebih independent untuk memberikan pelayanan publik yang lebih luas.
Tujuan dari IASB adalah:
·         Merumuskan dan menerbitkan standar akuntansi untuk kepentingan umum dalam upaya penyajian laporan keuangan dan mempromosikannya supaya diterima di seluruh dunia.
·         Bekerja untuk mengembangkan dan menyelaraskan peraturan, standar akuntansi dan prosedur yang berhubungan dengan penyajian laporan keuangan.
·         Dalam praktek, tujuan standar akuntansi internasional adalah untuk mencapai suatu tingkat perbandingan yang akan membantu investor dalam membuat keputusan juga untuk mengurangi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh MNEs dalam mempersiapkan berbagai pengaturan pilihan akun dan pelaporan.
·         Dalam menyusun suatu standar akuntansi internasional, IASB banyak mengalami hambatan sebagai berikut:
·         Penerimaan dunia terhadap IFRs, contohnya SEC menginginkan rekonsiliasi IFRs ke U.S.GAAP.
·         Dalam menyusun standar akuntansi, IASB mengalami konflik internal, apakah standar tersebut harus disusun ulang atau dengan mengadopsi dari prinsip-prinsip yang telah beraku secara umum..
·         Ketidakpatuhan negara-negara dalam menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi Internasional.
International Federation of Accountans (IFAC)
IFAC terkait sebagian besar dengan pengumuman resmi mengenai petunjuk dan standar auditing internasional. IFAC bekerja untuk melayani kepentingan publik dan memperkuat ekonomi internasional dan profesi akuntansi dengan menentukan dan mengumumkan standar kualitas yang tinggi dengan mempromosikan konvergensi internasional atas standar-standar tersebut.
The International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) diciptakan sebagai badan penetapan standar yang independen di bawah arahan dari IFAC untuk menciptakan standar auditing yang berkualitas dalam rangka meningkatkan kepercayaan publik di terhadap profesi akuntansi.
International Forum on Accountancy Development (IFAD)
IFAD dibentuk karena adanya krisis keuangan di Asia. IAFD dimaksudkan untuk menjadi wadah dimana regulator, institusi keuangan internasional, investor dan perwakilan dari profesi akuntansi dan auditing duduk bersama untuk memastikan penurunan ekonomi seperti krisis keuangan di Asia tidak akan terulang. IAFD tengah melakukan review dari negara ke negara terhadap standar akuntansi, etika dan prosedur, penguasaan perusahaan, bank dan hukum perusahaan.
International Assosiation for Accounting Education And Research (IAAER)
The International Assosiation for Accounting Education and Research (IAAER) dibentuk untuk membantu mempromisikan keunggulan dalam pendidikan akuntansi dan untuk memastikan bahwa pendidikan membuat suatu kontribusi substansial kepada pengembangan standar internasional yang berkualitas tinggi.

DEBAT PENYELARASAN DAN PENGUNGKAPAN INTERNASIONAL

Harmonisasi dan pengungkapan akuntansi mungkin menolong mengembalikan keseimbangan persaingan antara MNEs dan perusahan domestik negara tuan rumah dan meningkatkan posisi penawaran pemerintah tuan rumah. Akan tetapi peraturan adalah penting sebagai alternatif atau suplemen untuk menekan dorongan pasar dalam negara-negara tuan rumah dan pasar keuangan internasional yang terlihat mengandalkan pada perluasan lingkungan internasional yang lebih kompetitif.

Perbandingan antara Sistem Pengendalian Keuangan dan Informasi Perusahaan Multinasional

Perusahaan dalam melakukan kendali manajemen memerlukan alat perencanaan yang dapat mengidentifikasi factor-faktor yang relevan di masa depan, pemindaian terhadap lingkungan eksternal dan internal. Alat tersebut membantu perusahaan dalam mengenali kesempatan dan tantangan yang ada. Salah satu alat tersebut adalah analisis WOTS-UP yang menyangkut kekuatan dan kelemahan perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan operasi perusahaan. Akuntan juga dapat membantu para perencana perusahaan untuk memperoleh data yang bermanfaat dalam keputusan perencanaan strategis.
Kemudian, keputusan untuk melakukan investasi luar negeri merupakan elemen yang sangat penting dalam strategi global sebuah perusahaan multinasional. Resiko investasi diikuti oleh lingkungan yang asing, rumit, dan senantiasa berubah. Perencanaan formal merupakan suatu keharusan dan umumnya dilakukan dalam suatu kerangka penganggaran modal yang membandingkan manfaat dan biaya investasi yng diusulkan. Perbedaan dalam hokum pajak, system akuntansi, laju inflasi, resiko nasionalisasi, kerangka mata uang, segmentasi pasar, pembatasan dalam pengalihan laba ditahan dan perbedaan dalam bahasa dan budaya menambah unsur-unsur kerumitan yang jarang ditemui dalam lingkungan domestic. Adaptasi (penyesuaian) oleh perusahaan multinasional atas model perencanaan investasi tradisional telah dilakukan dalam tiga bidang pengukuran:
  1. Menentukan pengembalian yang relevan untuk investasi multinasional,
  2. Mengukur ekspektasi arus kas, dan
  3. Menghitung biaya modal perusahaan multinasional.
Seorang manajer harus menentukan tingkat pengembalian yang relevan untk mengalisis kesempatan investasi asing. Namun, tingkat pengembalian yang relevan merupakan masalah sudut pandang: proyek luar negeri atau induk perusahaan. Pengembalian dari dua sudut pandang ini dapat berbeda secara signifikan karena beberapa hal: (1) pembatasan oleh pemerintah atas repatriasi laba dan modal, (2) biaya izin, royalt, dan pembayaran lain yang merupakan laba bagi induk perusahaan namun merupakan beban bagi anak perusahaan, (3) perbedaan laju inflasi nasional, dan (4) perubahan kursvaluta asing, dan (5) perbedaan pajak. Manajer keuangan harus memenuhi banyak tujuan dengan memberikan respons kepada kelompok investor dan noninvestor di organisasi dan di lingkungannya. Jika siatu investasi asing tidak menjanjikan pengembalian yang telah disesuaikan resiko yang nilainya lebih dari pengembalian yang diperoleh pesaing local, maka pemegang saham induk perusahaan akan lebih baik untuk berinvestasi langsung di perusahaan local.
Bagi manajer perusahaan multinasional, mengukur ekspektasi arus kas suatu investasi asing merupakan hal yang cukup menantang. Perkiraan penerimaan didasarkan pada proyeksi penjualan dan pengalaman antipasti penagihan. Beban operasi dan pajak local juga sama-sama diramalkan. Namun demikian, terdapat tambahan kerumitan yang harus dipertimbangkan:
  • Arus kas proyek vs induk perusahaan
  • Arus kas induk perusahaan yang terkait dengan pendanaan
  • Pendanaan yang bersubsidi
  • Resiko politik
Proses ini juga harus mempertimbangkan pengaruh perubahan dan fluktuasi nilai mata uang atas ekspektasi pengembalian mata uang asing. Sumber utama arus kas induk meliputi pinjaman dari induk perusahaan, dividen, biaya lisensi, beban overhead, royalty, harga transfer untuk pembelian dari atau penjualan kepada induk perusahaan, dan estimasi nilai akhir proyek. Pengukuran arus kas ini memerlukan pemahaman atas perbedaan akuntansi nasional, kebijakan repatriasi pemerintah, laju inflasi, dan kurs potensial masa depan serta perbedaan pajak.
Perbedaan dalam prinsip akuntansi menjadi relevan jika manajer keuangan bergantung pada laporan keuangan pro forma dengan dasar local ketika mengestimasikan arus kas masa depan. Apabila aturan pengukuran yang digunakan untuk menyusun akun-akun ini berbeda dari aturan yang digunakan di Negara asal induk perusahaan, maka dapat terjadi perbedaan dalam estimasi arus kas.
Penyusunan system informasi seluruh dunia milik suatu perusahaan merupakan hal krusial dalam mendukung strategi perusahaan, termasuk proses perencanaan. Keadaan geografi, komunikasi informasi secara formal umumnya menggantikan kontak pribadi antara manajer operasi local dengan manajer kantor pusat. Perkembangan dalam teknologi informasi seharusnya mengurangi, tetapi tidak akan menghilangkan sama sekali kerumitan ini. Rancangan system berpengaruh pada keberhasilan yang dicapai:
  1. Penyebaran rendah dengan sentralitas yang tinggi, digunakan oleh organisasi yang lebih kecil dengan operasi bisnis internasional yang terbatas, dan system informasi domestic yang mendominasi kebutuhan.
  2. Penyebaran tinggi dengan sentralisasi yang rendah, digunakan oleh perusahaan multinasional dengan operasi di wilayah geografis yang berbeda-beda.
  3. Penyebaran yang tinggi dengan sentralitas yang tinggi, dijalankan oleh perusahaan dengan aliansi strategi di seluruh dunia.
Sistem pengendalian manajemen pada dasarnya suatu sistem yang digunakan oleh manajemen untuk membangun masa depan organisasi. untuk membangun masa depan organisasi, perlu ditentukan lebih dahulu dalam bisnis apa organisasi akan berusaha. Jabawan atas pertanyaan tersebut merupakan misi organisasi dengan demikian misi organisasi merupakan the chosen track untuk membawa organisasi mewujudkan masa depannya. Diharapkan dengan dilaksanakannnya struktur sistem manajemen akan tercipta visi dan misi organisasi perusahaan kemudian mengimplementasikannya.
Permasalahan yang timbul dalam implementasi struktur sistem pengendalian manajemen yang dapat diidentifikasikan sekarang ini adalah terletak pada kelemahan struktur dan kelemahan proses. Sistem pengendalian manajemen tidak dapat mewujudkan tujuan sistem kemungkinan karena strukturnya tidak pas dengan lingkungan yang dihadapi perusahaan, dapat juga terjadi tujuan sistem pengendalian manajemen tidak tercapai karena proses sistem pengendalian manajemennya lemah.
Dampak yang timbul dikarenakan perusahaan tidak memberlakukan struktur sistem pengendalian manajemen antara lain organisasi perusahaan akan kesulitan menghadapi berbagai perubahan tajam radikal, konstan, pesat, serentak sehingga roda organisasi tidak akan jalan dan tidak dapat membuat berbagai perencanaan, tidak dapat memprediksi target organisasi ke depannya
Untuk menghadapinya diperlukan struktur sistem pengendalian manajemen dimulai dari pengamatan dan pengindetifikasian memacu perubahan (changedrivers) yang berdampak terhadap karakteristik lingkungan yang akan dimasuki perusahaan.) Struktur sistem merupakan komponen-komponen yang berkaitan erat satu dengan lainnya yang secara bersama-sama digunakan untuk mewujudkan tujuan sistem seperti yang dikatakan Mulyadi, Johny (2001 : bahwa struktur pengendalian manajemen terdiri dari tiga komponen yaitu Struktur organisasi, Jejaring informasi dan Sistem penghargaan. Rerangka pendesainan struktur sistem pendesainan pengendalian manajemen mempergunakan pendekatan contigency approach dan human resource leverage.
Permasalahan struktur sistem pengendalian manajemen penting untuk dikaji karena memberikan harapan yaitu kemampuan bagi manajemen perusahaan untuk memetakan secara komprehensif lingkungan bisnis yang akan dimasuki oleh organisasi perusahaan di masa depan, melakukan perubahan dengan cepat peta perjalanan tersebut sesuai dengan tuntutan perubahan yang diperkirakan akan terjadi dan melipatgandakan kinerja perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan, sehingga perusahaan memiliki kemampuan yang luar biasa besarnya untuk senantiasa melakukan perubahan yang diperlukan.
Akuntansi manajemen mempersiapkan sejumlah informasi untuk manajemen perusahaan mulai dari pengumpulan data hingga laporan likuiditas dan ramalan operasional berupa berbagai jenis pengeluaran beban. Factor-faktor lingkungan juga mempengaruhi penggunaan informasi yang dihasilkan secara internal. Misalnya pengaruh budaya. Budaya yang tidak nyaman dengan ketidakpastian dan ambiguitas cenderung untuk lebih siap menerima teknologi informasi dibandingkan mereka yang tidak nyaman. Factor translasi juga mempengaruhi penggunaan informasi yang dihasilkan. FAS No 52 mewajibkan penggunaan metode translasi temporal ketika melakukan translasi akun-akun perusahaan afiliasi luar negeri yang berada dalam lingkungan berafiliasi tinggi. Meskipun demikian, ketentuan tersebut tidak memenuhi kebutuhan informasi perusahaan yang beroperasi di Negara-negara dengan inflasi tinggi karena cenderung menimbulkan distorsi realitas melalui:
  • Menilai lebih atau menilai kurang pendapatan dan beban
  • Melaporkan keuntungan atau kerugian translasi yang besar yang sulit untuk diinterpretasikan
  • Mendistorsi perbandingan kinerja antarwaktu.

Mengapa kita perlu memperhatikan distorsi ini?

  • Sistem pelaporan tradisional memiliki pengaruh yang buruk terhadap perilaku tenaga penjualan
  • System pelaporan trandisional tidak memberikan motivasi bagi tenaga penjualan untuk memfakturkan dan mengirimkan lebih dahulu di bulan itu
  • System ini memanipulasi hasil
Agar suatu system pengendalian di perusahaan multinasional berfungsi dengan baik, maka biasanya system yang digunakan banyak perusahaan multinasional untuk mengendalikan operasi luar negerinya dalam banyak hal banyak hal sama dengan yang digunakan secara domestic. Bagian-bagian system yang umumnya dikirim keluar meliputi control keuangan dan anggaran serta kecenderungan untuk menerapkan standar yang sama yang dikembangkan untuk mengevaluasi operasi domestic.
Setelah tujuan strategis dan anggaran modal dibuat, selanjutnya manajemen memfokuskan diri pada perencanaan jangka pendek. Perencanaan jangka pendek mencakup pembuatan anggaran operasional atau rencana laba apabila diperlukan dalam organisasi. Rencana laba ini merupakan dasar bagi peramalan manajemen kas, keputusan operasi, dan skema kompensasi manajemen. Rencana laporan laba rugi perusahaan afiliasi asing pertama-tama dikonversikan menurut prinsip-prinsip akuntansi yang dianut di Negara asal induk perusahaan dan ditranslasikan dari mata uang local ke dalam mata uang induk perusahaan.
Struktur Sistem Pengendalian Manajemen
Struktur sistem pengendalian manajemen merupakan komponen-komponen yang berkaitan dengan lainnya yang secara bersama-sama membentuk sistem. Setiap komponen dalam struktur memiliki fungsi tertentu untuk mencapai tujuan sistem. Struktur yang sehat adalah struktur sistem yang setiap komponennya didesain sesuai dengan tuntutan lingkungan bisnis yang akan diterapi sistem tersebut.
Dalam membangun struktur organisasi dibangun berdasarkan fungsi yang dituntut dari organisasi yang bersangkutan, jika organisasi dibangun untuk memasuki lingkungan bisnis yang menuntut kecepatan pengambilan keputusan yang di dalamnya costumer memegang kendali bisnis dan yang mempekerjakan knowlegde workes, struktur organisasi yang pas dengan fungsi organisasi tersebut adalah yang memiliki karakteristik, cepat respon, fleksibel dan inovatif.
Struktur sistem pengendalian manajemen diperlukan oleh organisasi perusahaan karena menuntut semua perusahaan yang memasukil lingkungan tersebut memiliki kekuatan lebih untuk bersaing. Agar dapat dipilih oleh costumer, produk dan jasa perusahaan harus memiliki keunggulan tidak akan bertahan lama, karena pesaing akan mencari berbagai cara untuk menghasilkan value terbaik bagi costumer. Oleh karena itu, untuk tetap bertahan dan bertumbuh di lingkungan bisnis yang kompetitif, perusahaan dituntut untuk secara berkelanjutan menemukan kembali keunggulan daya saing.
Untuk dapat bertahan dan bertumbuh dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, organisasi perusahaan tidak cukup hanya mampu menjadi pencipta kekayaan (wealth-creating institution) namun, dituntut untuk memiliki kemampuan jauh lebih dari itu, perusahaan dituntut untuk menjadi institusi pelipatgandaan kekayaan (wealth-multiplying institution) untuk membangun kemampuan perusahaan sebagai pelipat gandaan kekayaan, manajemen perlu memanfaatkan sistem manajemen yang khusus didesain untuk tujuan pelipatgandaan kekayaan.
Sistem pengendalian yang efektif adalah sistem yang diarahkan kepada dua penyebab, diperlukannya pengendalian ketidakmampuan personel dalam mencapai tujuan organisasi melalui perilaku yang diharapkan, ketidak mampuan personel di dalam mencapai tujuan dapat dtingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan, serta penyediaan teknologi memadai, ketidak mampuan personel dalam mencapai tujuan organisasi melalui prilaku yang diharapkan dapat dikurangi atau dihilangkan melalui :
  1. Perumusan Misi, visi, keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi secara jelas.
  2. Pengkomunikasian misi, visi, keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi kepada personel perusahaan melalui personal behaviors para leaders organisasi dan operational behavior. Melalui proses internalisasi, misi, visi, keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi dapat tertanam di dalam diri seluruh personel menjadi shared mission, shared vision, shared beliefs dan shared values.Shared mission, shared vision, shared belief dan shared values menjadikan karyawan berdaya untuk mengendalikan perilakunya sesuai dengan yang diharapkan di dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  3. Sistem pengendalian manajemen juga menyediakan berbagai sistem untuk melaksanakan proses perencanaan dan implementasi rencana. Melalaui sistem pengendalian manajemen, keseluruhan kegiatan utama untuk menjadikan perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan dapat dilaksanakan secara terstruktur, terkoordinasi, terjadwal dan terpadu sehingga menjanjikan tercapainya tujuan perusahaan-perusahaan bertambahnya kekayaan dalam jumlah yang memadai
Proses Struktur Sistem Pengendalian Manajemen Proses sistem pengendalian manajemen terdiri dari enam tahap utama berikut ini :
1.Perumusan Strategi
Tahap perumusan strategi adalah tahap yang sangat menentukan kelangsungan hidup dan pertumbuhan organisasi. Dalam tahap ini dilakukan pengamatan terhadap tren perubahan lingkungan makro dan lingkungan industri. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tren tersebut dilakukan perumusan, misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, dan nilai organisasi.
2.Perencanaan Strategik
Setelah perusahaan merumuskan tentang strategi yang dipilih untuk mewujudkan visi dan misi melalui organisasi, strategi tersebut kemudian perlu diimplementasikan. Langkah pertama adalah melaksanakan perencanaan strategik, dalam langkah ini strategi yang telah dirumuskan diterjemahkan ke dalam neraca strategik yang komprehensif dan koheren, yang terdiri dari tiga komponen : sasaran strategik, target, inisiatif strategic
3.Penyusun Program
Penyusunan program adalah proses penyusunan rencana jangka panjang untuk menjabarkan inisiatif strategik yang dipilih untuk mewujudkan sasaran strategik. Pelaksanaan inisiatif strategik memerlukan perencanaan sistematik langkah-langkah yang akan ditempuh oleh perusahaan dalam jangka panjang ke depan beserta taksiran sumber daya yang diperlukan untuk program, suatu rencana jangka panjang yang berisi langkah-langkah strategik yang dipilih untuk mewujudkan sasaran strategik tertentu beserta taksiran sumberdaya yang diperlukan.
4.Penyusunan Anggaran
Penyusunan program adalah proses penyusunan rencana jangka panjang untuk menjabarkan inisiatif strategik yang dipilih untuk mewujudkan sasaran strategik. Pelaksanaan inisiatif strategik memerlukan perencanan sistematik langkah-langkah yang akan ditempuh oleh perusahaan dalam jangka panjang ke depan beserta taksiran sumberdaya yang diperlukan untuk menjalankan langkah-langkah tersebut. penyusunan program menghasilkan program, suatu rencana jangka panjang yang berisi langkah-langkah strategik yang dipilih untuk mewujudkan sasaran strategik tertentu beserta taksiran sumberdaya yang diperlukan untuk itu.
Penyusunan anggaran adalah proses penyusunan rencana jangka pendek (biasanya untuk jangka waktu satu tahun) yang berisi langkah-langkah yang ditempuh oleh perusahaan dalam melaksanakan sebagian dari program dalam penyusunan anggaran dijabarkan program tertentu ke dalam rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun anggaran, ditunjukkan manajer dan karyawan yang bertanggung jawab dan dialokasikan sumberdaya untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
5.Implementasi
Setelah rencana menyeluruh selesai disusun, langkah berikutnya adalah implementasi rencana. Dalam tahap implementasi rencana ini, manajemen dan karyawan melaksanakan rencana yang tercantum dalam anggaran ke dalam kegiatan nyata. Oleh karena anggaran adalah bagian dari program, dan program merupakan penjabaran sasaran strategik dipilih sebagai penjabaran strategi yang dirumuskan, maka dalam implementasi rencana, manajemen dan karyawan harus senantiasa menyadari keterkaitan erat diantara implementasi, anggaran, program, inisiatif, sasaran strategik dan strategi. Kesadaran demikian akan mempertahankan langkah-langkah rinci yang dilaksanakan dalam tahap implementasi tetap dalam rerangka yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi.
6.Pemantauan
Implementasi rencana memerlukan pemantauan, hasil setiap langkah yang direncanakan perlu diukur untuk memerlukan umpan balik bagi pemantauan pelaksanaan anggaran, program, dan inisiatif strategik. Hasil implementasi rencana juga digunakan untuk memberikan informasi bagi pelaksana tentang seberapa jauh target telah berhasil dicapai, sasaran strategik telah berhasil diwujudkan dan visi organisasi dapat dicapai.

Minggu, 15 Juni 2014

Lingkaran Kemiskinan Indonesia

Pada awal pembangunan di Indonesia, beredar suatu teori yang sangat terkenal mula-mula dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi asal Swedia dan penerima hadiah nobel untuk ekonomi, Ragnar Nurkse. Teori itu disebut teori “Lingkaran Setan Kemiskinan”, terjemahan dari “Vicius Sircle of Poverty” yaitu konsep yang mengandaikan suatu konstellasi melingkar dari daya- daya yang cenderung beraksi dan beraksi satu sama lain secara sedemikian rupa sehingga menempatkan suatu negara miskin terus menerus dalam suasana kemiskinan.  Teori itu menjelaskan sebab-sebab kemiskinan dinegara-negara sedang berkembang yang umunya baru merdeka dari penjajahan asing. Bertolak dari teori inilah, kemudian dikembangkan teori-teori ekonomi pembangunan, yaitu teori yang telah dikembangkan lebih dahulu di Eropa Barat yang menjadi cara pandang atau paradigma untuk memahami dan memecahkan masalah-masalah ekonomi di negara-negara sedang berkembang, misalnya India atau Indonesia. Pada pkoknya teori itu mengatakan bahwa negara-negara sedang berkembang itu miskin dan tetap miskin, karena produktivitasnya rendah. Kerana rendah produktivitasnya, maka penghasilan seseoarang juga rendah yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya yang minim. Karena itulah mereka tidak bisa menabung. Padahal tabungan adalah sumber utama pembentukan modal masyarakat sehingga capitalnya tidak efisien (boros). Untuk bisa membangun, maka lingkaran setan itu harus diputus, yaitu pada titik lingkaran rendahnya produktivitas, sebagai sebab awal dan pokok. 

Supply

Dari sisi supply yaitu caranya adalah dengan memberi modal kepada pelaku ekonomi. Modal tersebut berasal dari utang luar negeri. Dari sinilah maka pemerintah terjebak dari teori itu. Dengan alasan tidak memiliki modal rupiah atau devisa, maka pemerintah melakukan utang luar negeri. Dalam wacana selanjutnya berdasar pengalaman negara-negara sedang berkembang muncul teori mengkoreksinya.
Menurut kami untuk memutus lingkaran setan kemiskinan dari sisi supply yaitu dengan meningkatkan produktifitas yang rendah tersebut sehingga penghasilan yang mereka dapat bisa meningkat , dengan meningkatnya penghasilan mereka maka sebagian dari penghasilan tersebut dapat mereka tabung, denagn menabung maka investasi akan meningkat dan modal akan menjadi efisien (tidak boros).

Demand

Berawal dari pendapatan yang rendah sehingga berdampak kepada penawaran yang rendah, maka investasi menjadi menurun sehingga modal tidak efisien. Hal ini berdampak kepada produktifitas yang rendah.

Menurut kami untuk memutus lingkaran setan kemiskinan dari sisi demand yaitu dengan meningkatkan pendapatannya. Hal ini akan berdampak kepada permintaan meningkat dan investasi juga meningkat maka modal menjadi efisien. Dengan demikian produktifitas dapat meningkat.

SDM dan SDA

Berawal dari keterbelakangan sumber alam dan manusia sehingga menjadi Negara keterbelakangan maka mengakibatkan sumberdaya pembangunan dan sumber daya alamnya menjadi rendah.

Kemiskinan telah membuat pengangguran semakin bertambah banyak, inflasi juga naik dan pertumbuhan ekonomi melambat. Kemiskinan yang terjadi dalam suatu negara memang perlu dilihat sebagai suatu masalah yang sangat serius, karena saat ini kemiskinan membuat banyak masyarakat Indonesia mengalami kesusahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Persoalan kemiskinan ini lebih dipicu karena masih banyaknya masyarakat yang mengalami pengangguran dalam bekerja. Pengangguran yang dialami sebagian masyarakat inilah yang membuat sulitnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga angka kemiskinan selalu ada. 

Kemiskinan di Indonesia merupakan salah satu penyakit dalam ekonomi, sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Permasalahan kemiskinan memang merupakan permasalahan yang kompleks dan bersifat multidimensional. Oleh karena itu, upaya pengentasan kemiskinan harus dilakukan secara komprehensif, mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu. Istilah kemiskinan muncul ketika seseorang atau sekelompok orang tidak mampu mencukupi tingkat kemakmuran ekonomi yang dianggap sebagai kebutuhan minimal dari standar hidup tertentu.