PENDAHULUAN
Latar Belakang
Air merupakan unsur yang vital dalam kehidupan manusia. Ketersediaan air di dunia ini begitu melimpah ruah, namun yang dapat dikonsumsi oleh manusia untuk keperluan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya 5% saja yang tersedia sebagai air minum, sedangkan sisanya adalah air laut. Selain itu, kecenderungan yang terjadi sekarang ini adalah berkurangnya ketersediaan air bersih itu dari hari ke hari. Semakin meningkatnya populasi, semakin besar pula kebutuhan akan air minum. Sehingga ketersediaan air bersih pun semakin berkurang. Potensi air permukaan di Indonesia sendiri lebih kurang 1.789 miliar meter kubik per tahun. Sekitar 119 juta rakyat Indonesia belum memiliki akses terhadap air bersih.
Ketersediaan air bersih dari tahun ke tahun semakin berkurang akibat eksploitasi yang dilakukan penduduk. Di samping itu, yang menjadi penyebab lain adalah rusaknya lingkungangan untuk resapan air, pemanasan global, dan tingginya tingkat pemborosan untuk rumah tangga. Hutan sebagai peresap air mulai tidak dikelola dengan baik dan pembalakan liar oleh oknum-oknum yang hanya mau menikmati sendiri tanpa ada rehabilitasi. Seperti yang disampaikan Jacques Diouf, Direktur Jenderal Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), saat ini penggunaan air di dunia naik dua kali lipat lebih dibandingkan dengan satu abad silam, namun ketersediaannya justru menurun. Akibatnya, terjadi kelangkaan air yang harus ditanggung oleh lebih dari 40% penduduk bumi. Kondisi ini akan kian parah menjelang tahun 2025 karena 1,8 miliar orang akan tinggal di kawasan yang mengalami kelangkaan air secara absolut. Kekurangan air telah berdampak negatif terhadap semua sektor, termasuk kesehatan. Menurut data BKKN tahun 2006, angka kematian akibat diare mencapai 100.000 balita per tahun.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan rata-rata konsumsi air bersih rumah tangga adalah sekitar 147,74% satu orang per hari. Tingginya tingkat penggunaan air bersih ini, mengakibatkan sebagian masyarakat mengalami kekurangan. Sebagai contoh, di Jakarta sebanyak 83% dari 13 daerah anak sungai dan sembilan kawasan muara sungai dikategorikan tercemar berat. Dampak langsung dari pencemaran sungai ini, air bersih makin sulit di dapat karena fungsi daur ulang secara alami kian terganggu (Agus, 2009). Banyak masalah yang akan timbul karena kurangnya air bersih selain diare, daerah yang terkena krisis air bersih juga rentan terhadap penyakit kulit menular. Penyakit gatal-gatal tersebut dikarenakan para warga yang jarang mandi karena terbatasnya pasokan air bersih yang mereka miliki. Air bersih yang mereka miliki hanya cukup digunakan untuk kebutuhan dapur sumber air bersih didapat tidak dengan cuma-cuma tetapi diperoleh dari pedagang air.
Air segar semakin langka dewasa ini sebuah Laporan Perkembangan Air Dunia oleh PBB meramalkan bahwa sekitar pertengahan abad ini, menurut perkiraan paling pesimis 7 miliar orang di 60 negara akan mengalami kelangkaan air, menurut perkiraan paling optimis 2 miliar orang di 48 negara.
Renungkan fakta-fakta beriku: (Air Bagi Kehidupan, 2011)
1. Hampir 98% air di planet bumi adalah air asin, tidak baik untuk dikonsumsi manusia. Kurang dari 1% dari total air segar tersedia untuk kita, sebagian besar dari air segar itu tersimpan dalam salju dan es kutub. Dengan kata lain dari setiap 100 liter air, kurang dari setengah sendok teh merupakan air segar yang dapat dikonsumsi oleh manusia.
2. Konsumsi air global telah meningkat hampir 10 kali sejak tahun 1900. Penduduk dunia diramalkan bertambah sekitar 45% pada 30 tahun mendatang, sementara pemborosan air segar diperkirakan akan bertambah sekitar 10%.
3. Perkiraan baru-baru ini memperlihatkan bahwa perubahan iklim akan turut menyebabkan meningkatnya kelangkaan air global sekitar 20%.
4. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kelangkaan tersebut adalah melorotnya sumber air, permukaan air bawah tanah, daerah-daerah rawa-rawa dan teluk. Penyebab lain tidak meratanya penyebaran air, konflik-konflik lintas batas dan privatisasi.
5. Menurut Laporan Pembangunan Manusia PBB tahun 1998, tiga perlima dari 4,4 miliar penduduk di negara-negara berkembang kurang mendapatkan akses kepada kesehatan dasar dan hampir satu pertiga dari mereka tidak memiliki akses kepada air bersih.
6. Dalam pertemuan tentang Tujuan Pembangunan Milenium, 2000, PBB sepakat untuk mengurangi hingga separuh (jadi 1,2 miliar) penduduk yang tidak memiliki akses kepada air yang layak dikonsumsi sampai sekitar tahun 2015. Target sejenis untuk tahun 2015 disepakati dalam Pertemuan Tingkat Tinggi Dunia Mengenai Pembangunan Lestari, 2002, bagi sanitasi (tidak dimiliki sekitar 2,4 miliar orang). Penggunaan air global dibagi sebagai berikut: untuk pertanian 70%, industri 22% dan rumah tangga 8%.
Pemerintah melalui BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) akhirnya membuat hujan buatan untuk mengatasi kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Wilayah yang mendapat hujan buatan adalah Palangkaraya di Kalimantan Tengah dan Banjarmasin di Kalimantan Selatan, sedangkan di Sumatera meliputi Palembang dan Riau. Hujan buatan telah berhasil turun pada 11 September 2011 yang lalu. Total dana yang digelontorkan pemerintah untuk hujan buatan di empat daerah itu mencapai Rp 10,5 miliar.
Krisis air juga melanda ibukota negara Indonesia, Jakarta. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) memastikan Jakarta sedang mengalami krisis air. Jebolnya Pintu Air Buaran mengakibatkan pasokan air yang berasal dari Kalimalang menjadi terganggu. Hal ini menyebabkan pasokan air bersih untuk lima wilayah Jakarta dipastikan mengalami gangguan. Ada 60.000 pelanggan perusahaan air minum Aetra dan 95.000 pelanggan Palyja yang tidak mendapat pasokan air (Fadil, 2011).
Berdasarkan pengaruh masalah yang akan timbul. Melihat secara langsung sering kali kita mengisi air di bak mandi atau ditinggal, mengerjakan kegiatan lainnya, dan ternyata air tersebut meluap dan banjir hingga ke lantai, sehingga pemborosan air pun terjadi. Bukan hanya pemborosan air, tetapi kita juga melakukan pemborosan tenaga listrik serta uang bagi rumah menggunakan PAM atau mesin air. Kelebihan membuat banjir, kekurangan pun membuat hidup sengsara. Musim kemarau berkepanjangan dan kekeringan mengancam sejumlah daerah di Indonesia. Sungai, sawah, saluran irigasi, tanggul, dan sumber-sumber air kering, rakyat terpaksa memakai air kotor bekas kubangan kerbau. Saat dilanda musim hujan yang cukup panjang, dengan curah hujan yang tinggi yang melanda wilayah di Indonesia, bahkan banyak wilayah pusat khususnya kota Jakarta terendam banjir. Pemerintah pun hingga saat ini masih belum menemukan cara yang tepat untuk menangani masalah banjir, hal ini pula yang mendorong kami menciptakan alat ini. Ternyata alat sederhana yang kami ciptakan ini dapat mendeteksi (mengingatkan) saat banjir akan melanda. Maka tidak pantas jika memandang remeh air.
Tujuan dan Manfaat Penulisan
Berdasarkan uraian diatasa adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ini adalah untuk menghasilkan sebuah alat pendeteksi luapan air serta banjir dipermukiman warga. Selain itu untuk mengetahui gambaran krisis air yang akan dihadapi bila tidak ditanggulangin sejak dini jika pemborosan air dilakukan terus-menerus.
Dari tujuan penulisan didapat juga manfaat penulisan karya tulis ini adalah sebagai alternatif pemanfaatan barang tidak terpakai untuk membuat alat pengingat pada saat mengisi air, selain itu dapat digunakan untuk mendeteksi kedatangan banjir. Dan sebagai solusi langkah sederhana yang berdampak menghindari krisis air di masa depan.
GAGASAN
Kondisi Terkini Pencetus Gagasan
Indonesia memiliki 6% potensi air dunia atau 21% potensi air di Asia Pasifik. Tapi ironisnya, setiap tahun Indonesia mengalami krisis air bersih secara kualitas maupun kuantitas. Sumber air alam semakin menyusut dan air bersih olahan semakin mahal. Berbagai masalah yang dihadapi dalam pengelolaan sumber daya air yang buruk ini antara lain yang menempatkan Indonesia pada peringkat terendah dalam Millennium Development Goals (MDGs). Laporan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) tentang MDGs Asia Pasifik tahun 2006 menyebutkan, Indonesia berada dalam peringkat terbawah bersama Banglades, Laos, Mongolia, Myanmar, Pakistan, Papua Niugini, dan Filipina (Agus, 2009).
Berdasarkan banyaknya potensi air di Indonesia dan krisis air yang terjadi. Akan menimbulkan suatu pertanyaan mengapa dapat terjadi. Untuk menemukan jawaban yang kongkret pasti membutuhkan waktu yang lama, tetapi masyarakat dapat berperan dari hal sekitar perhatikan volume air yang layak digunakan terbuang sia-sia per hari. Hanya memperhatikannya saja masyarakat dapat melihat dari mana pemborosan air terjadi. Dan saat waktu luang masyarakat melihat televisi mulai dari berita krisis air sampai iklan komersil yang memperlihatkan di daerah lain sangat sulit mencari air dalam jumlah banyak, hal ini adalah hal yang benar terjadi, sangat iron melihat zaman yang semakin modern tetapi air yang berperan sangat penting bagi kehidupan sulit untuk didapatkan.
Dan saat puncak musim hujan terjadi pada bulan Desember dan Januari. Prediksi jumlah curah hujan (satu musim atau 6 bulan) pada musim hujan 2011 sampai 2012 pada umumnya normal. Berdasarkan tinjauan kondisi atmosfer skala Global atau Regional yang dilakukan oleh BMKG curah hujan sampai dengan Maret 2012 akan mengalami peningkatkan meskipun tidak signifikan. La Nina Moderate akan terjadi pada bulan November 2011 sampai dengan bulan Februari 2012. Curah hujan wilayah Indonesia umumnya diprakirakan lebih dari 200 milimeter. Curah hujan yang sangat tinggi (401 ≥ 500 milimeter) diperkirakan terjadi di sebagian kecil NAD, Pulau Jawa, Pulau Bali, Sulawesi Selatan, sebagian besar Pulau Flores, sebagian kecil Pulau Timor, sebagian kecil Maluku Utara serta seluruh Kepulauan Bacan dan Pulau Obi (www.pu.go.id). Seperti yang telah kita ketahui, menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia saat ini telah memasuki bulan dengan curah hujan yang tinggi, curah hujan tinggi ini merata di seluruh Indonesia sehingga hal ini dapat berpotensi terjadinya banjir di sejumlah wilayah Indonesia terutama di wilayah Jakarta yang merupakan daerah langganan banjir.
Ancaman akan datangnya banjir besar lima tahunan yang melanda beberapa daerah terutama wilayah Jakarta merupakan suatu ancaman yang perlu diwaspadai, sebab pada tahun 2002 dan 2007 banjir besar siklus lima tahunan pun sudah terjadi dan terbukti, oleh sebab itu kita perlu waspada dan berjaga-jaga akan ancaman bahaya banjir lima tahunan yang diramalkan akan terjadi di tahun ini.
Lebih dari 40% permukaan tanah di Jakarta saat ini berada di bawah permukaan laut, drainase yang sebagian besar tidak berjalan dengan baik serta adanya penyempitan alur akibat pemukiman di daerah pinggiran sungai.
Berkurangnya daerah resapan air di Jakarta akibat banyaknya bangunan kedap air yang dibangun dengan beton, sehingga memungkinkan air hujan tidak terserap secara baik. Yang memperihatinkan lagi adalah sungai-sungai di Jakarta yang penuh dengan sampah, sehingga menyumbat saluran air yang ada.
Berkurangnya daerah resapan air di Jakarta akibat banyaknya bangunan kedap air yang dibangun dengan beton, sehingga memungkinkan air hujan tidak terserap secara baik. Yang memperihatinkan lagi adalah sungai-sungai di Jakarta yang penuh dengan sampah, sehingga menyumbat saluran air yang ada.
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Sumber daya air merupakan kebutuhan mutlak setiap individu yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidupnya. Apabila terjadi pengurangan kuantitas maupun kualitas sumber daya air maka akan mempengaruhi kehidupan manusia secara bermakna. Untuk menjamin ketersediaan dan pengelolaan sumber daya air ini, maka pemerintah sebagai pemangku tanggung jawab kesejahteraan warga negaranya, berkewajiban menetapkan suatu kebijakan atau Undang-Undang untuk mengatur sumber daya air. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 merupakan salah satu Undang-Undang yang dibuat untuk mengaturnya. Secara umum Undang-Undang tersebut terdiri atas delapan belas bab, yang sebagian besar membahas tentang Ketentuan Umum, Wewenang dan Tanggung Jawab, Konservasi Sumber Daya Air, Pendayagunaan Sumber Daya Air, dan Pengendalian Daya Rusak Air. Pengendalian dilakukan secara meneluruh meliputi upaya pencegahan, penanggulangan dan pemulihan. Perencaan pengendalian daya rusak air disusun secara terpadu dan menyeluruh dalam pola pengelolaan sumber daya air. Pengendalian melibatkan peran serta aktif dari masyarakat dan menjadi tanggung jawab pemerintah, pemerintah daerah serta pengelola sumber daya air wilayah sungai dan masyatkat (Mandaazzahra, 2008).
Menggalakkan gerakan hemat air, menggalakkan gerakan menanam pohon seperti one man one tree (selama daur hidupnya pohon mampu menghasilkan 250 galon air). Konservasi lahan, pelestarian hutan dan daerah aliran sungai (DAS). Pembangunan tempat penampungan air hujan seperti situ, embung, dan waduk sehingga air bisa dimanfaatkan saat musim kemarau. Mencegah seminimal mungkin air hujan terbuang ke laut dengan membuat sumur resapan air atau lubang resapan biopori. Mengurangi pencemaran air baik oleh limbah rumah tangga, industri, pertanian maupun pertambangan. Mencegah sungai atau danau menjadi tempat pembuangan sampah dan limbah. Pengembangan teknologi desalinasi untuk mengolah air asin (laut) menjadi air tawar. Semua hal di atas harus dilakukan secara terintegrasi, berkelanjutan dan sesegera mungkin kecuali kalau kita memang bangga dengan krisis air bersih di negara yang kaya air seperti Indonesia (Fadil, 2011).
Sejalan dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33, undang-undang ini menyatakan bahwa sumber daya air, dimana menyangkut hajat hidup orang bayak, dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat secara adil. Oleh karenanya, Pemerintah melakukan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (PAM) baik di tingkat pemerintah atau pemerintah daerah, salah satu contohnya ialah Perusahaan Daerah Air Minum atau PAM JAYA. Pengembangan SPAM ini juga diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Bab IV Pasal 40 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sumber Daya Air Minum. Badan Usaha Milik Negara dan atau Badan Usaha Milik Daerah merupakan penyelenggara pengembangan sistem penyediaan air minum. Namun dalam undang-undang yang sama pasal 45 ayat 3 disebutkan pula bahwa pengusahaan sumber daya air dapat dilakukan oleh perseorangan, badan usaha atau kerjasama antara badan usaha berdasarkan izin pengusahaan dari pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya.
JAGUAR (Jagoan Ukur Air Rasionil) sebagai Inovasi Batas Waktu Pengisian Penampungan Air dan Pendeteksi Banjir
Penduduk Indonesia yang bisa mengakses air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, baru mencapai 20% dari total penduduk Indonesia. Itupun yang dominan adalah akses untuk perkotaaan Penyebab dari terjadinya krisis air bersih ini antara lain: perilaku manusia yang kurang, Populasi yang terus bertambah dan sebaran penduduk yang tidak merata, kerusakan lingkungan, manajemen pengelolaan air yang buruk, pemanasan global, anggaran yang tidak mencukupi, serta buruknya kinerja PAM PDAM. Kemudian krisis air bersih ini juga memberikan dampak yang cukup signifikan bagi kehidupan masyarakat diantaranya dampak bagi kesehatan yaitu timbulnya berbagai macam penyakit dan dampak ekonomi yaitu sulitnya air bersih didapatkan terutama bagi rakyat miskin.
Menurut laporan Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Indonesia, ketersediaan air di Pulau Jawa hanya 1.750 meter kubik per kapita per tahun pada tahun 2000, dan akan terus menurun hingga 1.200 meter kubik per kapita per tahun pada tahun 2020. Padahal, standar kecukupan minimal 2.000 meter kubik per kapita per tahun. Penyediaan air bersih bagi masyarakat erat kaitannya dengan keluaran-keluaran kualitas pembangunan manusia, dan hubungannya dengan tingkat kesehatan masyarakat, serta secara tidak langsung dampaknya dengan pertumbuhan ekonomi. Namun, yang menjadi kendala sekarang adalah pengelolaan sumber daya air yang buruk yang mengakibatkan tidak meratanya penyebaran air. Hal ini tentu saja berdampak pada kemampuan masyarakat miskin untuk menikmati pelayanan air bersih. Pada kenyataannya sekarang masyarakat miskin tidak mempunyai akses terhadap air bersih. Bahkan, masyarakat miskin harus membayar jauh lebih mahal guna mendapatkan air bersih tersebut sehingga banyak dari mereka yang tidak sanggup membayar, harus menggunakan air yang tidak bersih. Maka kita bersama harus menyadari dan segera memperbaikan untuk menghindari hal yang lebih buruk di masa depan.
Pihak yang Dapat Mengimplementasikan JAGUAR (Jagoan Ukur Air Rasionil)
Dalam upaya untuk merealisasikan rencana kami ini, maka diperlukan pihak-pihak yang dapat membantu dalam mengimplementasikan gagasan ini, antara lain:
1. Karang Taruna
Karang taruna berperan menyosialisasikannya kepada para remaja di dalam komunitasnya mengenai manfaat alat ini dan cara membuat serta cara kerja dari alat ini. Selain itu, pihak karang taruna juga membantu menyosialisasikan bahaya banjir dan masalah pemborosan air yang seringkali terjadi di sekitar kita.
2. Ketua RT dan RW di Lingkungan Tempat Tinggal
Ketua RT dan RW mempunyai peran yang hampir sama dengan peran karang taruna tadi, hanya saja perbedaannya adalah skala komunitas yang disosialisasikan oleh ketua RT dan RW lebih luas dibandingkan karang taruna. Ketua RT adan RW menyosialisasikannya kepada masyarakat sekitar yang tinggal di lingkungan RT dan RW tersebut.
3. Perangkat Dearah
Perangkat Daerah Jawa Barat yang berperan untuk mengimplementasi gagasan adalah Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air sebgai pemberi pelayanan secara optimal efektif dan efisien pada masyarakat pengguna sumber daya air dalam rangka memenuhi semua kebutuhan air dengan tepat waktu, ruang, jumlah dan mutu serta melakukan perencanaan, pengawasan dan evaluasi pemanfaatan sumber daya air.
4. Pihak Pendidik Kampus
Peranan pihak pendidik kampus adalah sebagai pembuka pikiran mahasisiwa untuk melihat jalan pemecahan masalah dari hal yang terkecil. Pihak pendidik memberikan arahan-arahan yang bermanfaat serta membantu menyosialisasikan solusi mengenai pemborosan air. Selain itu, kampus juga digunakan sebagai tempat perancangan solusi pemborosan air sebelum dipublikasikan ke masyarakat.
5. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA)
Sebagai tugas membantu Presiden dalam penyelenggaraan sebagian urusan pemerintahan di bidang pengelolaan sumber daya air yang meliputi penyelenggaraan pengelolaan infrastruktur mulai dari perencanaan, pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan secara berkelanjutan. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) memiliki peran dalam mencegah pemborosan dan menangugulangi banjir sebagai penyusun data-data yang selama ini terjadi agar masyarakat mengetahui perkembangan Sumber Daya Air di Indonesia dengan mudah dan mencari solusi mengenai Sumber Daya Air pada periode yang akan datang.
6. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi oleh aparat eksekutif maupun legislatif daerah. PDAM diberi tanggung jawab untuk mengembangkan dan mengelola sistem air bersih serta kelompok konsumen dengan harga terjangkau.
Langkah-langkah Pengingat Batas Waktu Pengisian Air dan Pendeteksi Banjir
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2005, setiap keluarga di Indonesia rata-rata mencuci 1,9 kilogram dengan bilasan sebanyak tiga kali. Jumlah air yang digunakan dalam setiap bilasan mencapai 10,75 liter air per kilogram. Dengan jumlah keluarga Indonesia sebanyak 52.575.000, maka total penggunaan air dalam setahun mencapai 1,17 miliar meter kubik. Maka kita mengambil langkah-langkah untuk mengurangi pemborosan air dan menimbulkan kebiasan baik masyakat.
Telah banyak dukungan dari pemerintan untuk menanggulangi krisis air di Indonesia, akan tetapi lebih banyak lagi masyarakat yang belum sadar akan dampak yang sangat besar dari pemborosan air yang sangat sederhana seperti membiarkan air begitu saja mengalir saat mengisi bak mandi. Untuk konsep sederhana yang ditawarkan selain mencegah pemborosan air dari hal yang paling sederhana sampai pemanfaatan objek barang tidak terpakai dapat dikembangkan menjadi alat pendeteksi saat kanal-kanal mulai meluap.
Pertama, cara mengatur dan mengubah perilaku masyarakat dalam mengkonsumi air dapat dilakukan dengan gerakan penghematan air. Gerakan ini harus dimulai oleh pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Kebijakan tersebut dapat berupa sosialisasi kepada masyarakat akan pentingnya air bersih. Pendekatan yang paling baik dalam sosialisasi tersebut adalah dengan menanamkan nilai-nilai agama Islam sebagai agama yang paling banyak dianut oleh penduduk Indonesia.
Kedua, untuk lebih mempengaruhi masyarakat menyeluruh dapat dilakukan pendekatan melalui media massa. Yaitu di televisi kita disuguhi berita tentang kemarau panjang yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Beberapa kecamatan dan kabupaten di perbatasan provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur saat ini mengalami krisis air. Mata air dan belasan sungai yang menjadi kantong air telah mengering sejak sebulan terakhir, sudah lebih dari dua bulan di wilayah tersebut tidak pernah turun hujan. Sebagian warga di Kabupaten Bangkalan, Madura, malah harus membeli air ke daerah lain yang berjarak sekitar 15 kilometer.
Ketiga, untuk mengatasi krisis air bersih, upaya penyelamatan lingkungan termasuk di antaranya, penyelamatan sumber air, harus dilakukan secara terintegrasi dan berkelanjutan. Upaya penyelamatan lingkungan demi mengatasi krisis air bersih dapat dilakukan melalui berbagai cara. JAGUAR adalah salah satu alternatifnya. Langkah teknik pembuatan alat pendeteksi air ini, yaitu: tahap awal yang harus dilakukan untuk membuat alat ini adalah pengumpulan alat dan bahan yang diperlukan. Setelah semua alat dan bahan yang diperlukan terkumpul, tahap selanjutnya adalah tahap pembuatan atau penyatuan dari bahan tersebut. Bahan utama untuk media penyanggang adalah tiga buah kotak kaset tape. Dari tiga kotak tersebut disatukan membentuk kaki (penyangga).
Lalu satukan dua buah baterai yang ada, setelah itu sambungkan kabel pada kutub baterai sesuai arah kutubnya. Setelah kabel tersambung pada baterai dari kabel tersebut sambungkan pula pada saklar. Lalu pasang dinamo sebagai alat penggerak. Setelah semua media tersambung, letakkan alat pada bak air, tepatnya di bagian batas atas bak air.
Contoh 2: yang kita gunakan adalah bak air. Pada saat air naik (mengisi bak) seng atau besi pada permukaan air akan naik dan akan menyentuh saklar yang tersambung pada seuntai kabel yang terhubung ke baterai. Jika seng itu menyentuh saklar tersebut, maka alarm dari alat itu akan berbunyi, dan menyatakan bahwa air pada tingkatan atas (telah penuh) . Saklar yang digunakan diletakkan di bagian atas batas bak sehingga alat ini akan berbunyi apabila air tersebut mengenai saklar yang diletakkan di batas bak tersebut.
Kegunaan dari alat ini adalah untuk mendeteksi air (banjir) saat musim hujan,sert adapat pula mengingatkan kita apabila air sudah mencapai batas (penuh) yang telahkitatentukan. Dengan menggunakan alat ini, pada saat kita mengisi air di bak mandi dan tempat yang kita tidak perlu khawatir akan membuang-buang air karena meluap saat mengisi, sebab alat ini akan mengeluarkan bunyi seperti alarm yang dapat memberitahu kita saat air penuh.
KESIMPULAN
Inti Gagasan JAGUAR (Jagoan Ukur Air Rasionil)
1. JAGUAR (Jagoan Ukur Air Rasionil) adalah sebuah pemikiran yang ingin tuangkan dalam masyarakat agar krisis air di masa depan bisa lebih diperlambat walaupun tidak dapat dicegah. Dapat dilihat dari banyak sumber yang mudah ditemukan untuk mengetahui seberapa buruk penempatan air bagi kehidupan mulai dari pemborosan air secara berlebihan, pencemaran air tanpa pemulihan kembali, serta pemakaian air daur ulang oleh masyarakat.
2. JAGUAR (Jagoan Ukur Air Rasionil) memiliki dwifungsi yaitu bagian yang sederhana berfungsi sebagai mengingat saat melakukan pengisian penampungan air untuk mencegah terbuang sia-sia. Dan hal yang lebih besar digunakan sebagai pendeteksi banjir, bukan menyelesaikan permasalahan banjir tetapi membangun sikap sigap disaat banjir mulai terdeteksi dengan memperbanyak titik-titik pendeteksi di sekitar masyarakat rawan banjir seperti rumah yang berada di dekat kanal.
Teknik Implementasi
1. Diperlukan dukungan untuk menggerakan masyarakat perduli terhadap kegiatan apapun yang akan berdampat positif. Ketertibatan pemerintah, karang taruna dan tim perencana utama harus terorganisir dengan baik seperti: pemerintahan sebagai pendukung fakta yang lebih berpengaruh untuk didengarkan masyarakat, karang taruna sebagai pengembang ide memanfaat alat tidak terpakai di sekitar lingkungan, serta pencetus ide sebagai pengarah dan penjelasan konsep kerja JAGUAR (Jagoan Ukur Air Rasionil).
2. Kemudian setelah konsep dari JAGUAR (Jagoan Ukur Air Rasionil) diarahakan serta peran penting air telah ditekankan. Kini saatnya pejabat setingakat RT dan RW berperan sebagai pengoordisasi lingkungan sekitar, masyarakat disadarkan terlibat langsung baik saat ini ataupun yang akan datang atas kejadian di masa yang akan merugikan masyarakat nanti.
3. Untuk kontribusi pemerintah yang dilimpahkan melalui adalah mendorong masyarakat untuk perduli dan membuka mata. Pemerintah dapat membuat peraturan yang lebih jelas mengenai aturan pemakaian sumber daya alam yang berpengaruh jauh di masa depan. Selain pengaturan yang ditetapkan harus dilakukan penyosialisisaan untuk mencegah salah persepsi pada masyarakat.
Prediksi Keberhasilan yang Diperoleh
1. Dengan diterapkan konsep JAGUAR (Jagoan Ukur Air Rasionil) saat pengisian penampungan air mengingatkan dan timbul kesadaran masyarakat harus bertanggungjawab atas hal-hal yang disia-siakan, tidak ada agama yang mengajarkan pemborosan itu bersifat baik apa yang dilakukan kini akan terasa dampaknya di masa depan.
2. Jika konsep JAGUAR (Jagoan Ukur Air Rasionil) direalisasikan pada kanal-kanal untuk berperan sebagai pendeteksi banjir, masyakatkan sigap untuk menyelamatkan barang-barang berharga mereka (mobil, motor dan perabotan rumah tangga) sebelum terjadi banjir.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Fadil. 2011. Krisis Air Mengancam Indonesia. http://www.analisadaily-.com/news/read/2011/09/23/14072/krisis_air_mengancam_indonesia/. Diakses pada hari Minggu, tanggal 19 Februari 2012
Alwiyanto, Briko. 2008. Mencuci, Masyarakat Indonesia Termasuk Boros Air. http://nasional.kompas.com/read/2008/11/26/19205116/mencuci.masyarakat.indo-nesia.termasuk.boros.air. Diakses pada hari Senin, tanggal 19 Febuari 2012
Ardi. 2012. Kinerja Pengelolaan SDA Harus Terus Ditingkatkan. http://sda.pu.go-.id/index.php/using-joomla/extensions/components/content-component/article-ca-tegory-list/202-kinerja-pengelolaan-sda-harus-terus-ditingkatkan. Diakses pada hari Minggu, tanggal 18 Februari 2012
Dwi, Antonius. 2011. Pemborosan Air. http://okyriccy.blogspot.com/2011/02/-pemborosan-air.html. Diakses pada hari Senin, tanggal 30 Januari 2012
Kuncoro, Antonius. 2011. Pemborosan Air. http://okyriccy.blogspot.com-/2011/02/pemborosan-air.html. Diakses pada hari Senin, tanggal 20 Februari 2012
Mandaazzahra. 2008. Krisis Air Besih di Indonesia. http://mandaazzahra.word-press.com/2008/06/10/krisis-air-bersih-di-indonesia/. Diakses pada hari Senin, tanggal 20 Februari 2012
Mulyadi, Deddi. 2012. Perangkat Daerah Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air. http://www.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/kelembagaan/perangkat_daerah/-detail_perangkat_daerah/14. Diakses pada hari Minggu, tanggal 19 Februari 2012
Perda Tingkat I Jawa Barat. Nomor 3 tahun 1988, Tentang Pengendalian Pengambilan Air BawahTanah, Air Permukaan dan Pembuangan Limbah
PP RI. Nomor 20 Tahun 2006, Tentang Irigasi dan sebagainya
UU RI Nomor23 tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
PP RI. Nomor 38 Tahun 2007, Tentang Pembagian urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
Riandi, Agus. 2009. Krisis Air Bersih dan Solusi Islam Terhadapnya. http://-www.kpmmjogja.com/2009/4/krisis-air-bersih-dan-solusi-islam.html. Diakses pa-da hari Minggu, tanggal 19 Februari 2012
UU RI. Nomor 7 Tahun 2004, Tentang Pengaturan Sumber Daya Air
UU RI. Nomor 32 Tahun 2004, Tentang Pemerintahan Daerah
Yudhasmara, Sandiaz. 2012. Selamatkan Bumi dengan Kurangi Pemborosan Air. http://savegreenearth.wordpress.com/2011/11/07/selamatkan-bumi-dengan-kura-ngi-pemborosan-air/. Diakses pada hari Minggu, tanggal 19 Februari 2012
0 komentar:
Posting Komentar