Minggu, 06 Januari 2013

SIKLUS HIDUP SISTEM



Sistem–sistem berbeda dari segi ukuran dan kompleksitas dan dari masalah perusahaan yang dipercahkannya. Sejumlah pendekatan pengembangan sistem telah dikembangkan untuk menangani dengan perbedaan-perbedaan ini.  Bagian ini menjelaskan metode-metode alternatif berikut: siklus hidup sistem tradisional, pembuatan prototipe, paket aplikasi pernti lunak, pengembangan oleh pengguna  akhir, dan alih kontrak.

SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM

Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metodologi adalah satu cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem adalah metodologi dasar dalam memecahkan segala jenis masalah. Siklus hidup pengembangan sistem (Systems development life cycle-SDLC) adalah aplikasi dari pendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi.

SDLC TRADISIONAL

Tidak dibutuhkan waktu lama bagi seorang pengembang sistem yang pertama untuk mengetahui bahwa terdapat beberapa tahapan pekerjaan pengembangan yang perlu dilakukan dalam urut-urutan tertentu jika suatu proyek ingin memiliki kemungkinan berhasil yang paling besar. Tahapan-tahapan tersebut adalah:


  • ·         Perencanaan 
  • ·        Analisis
  • ·         Desain
  • ·         Implementasi
  • ·         Penggunaan

Proyek direncanakan dan sumber-sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan kemudian disatukan. Sistem yang ada juga dianaalisis untuk memahami masalah dan menentukan persyaratan fungsional dari sistem yang baru ini kemudian dirancang dan diimplementasi, sistem kemudian digunakan–idealnya untuk jangka waktu yang lama.
Karena pekerjaan-pekerjaan di atas mengikuti satu pola yang teratur dan dilaksanakan dengan cara dari atas ke bawah, SDLC tradisional sering kali disebut  pendekatan air terjun (waterfall approach). Aktivitas ini memiliki aliran satu arah–menuju ke penyelesaian proyek.
Gambar 5.1 mengilustrasikan sifat dari siklus hidup. Ketika sebuah sistem telah melampaui masa manfaatnya dan harus diganti, satu siklus hidup akan dimulai, dengan diawali oleh tahap perencanaan. Mudah bagi kita untuk melihat bagaimana SDLC tradisional dapat dikatakan sebagai suatu aplikasi dari pendekatan sistem. Masalah akan didefinisikan dalam tahap-tahap perencanaan dan analisi. Solusi-solusi alternatif diidentifikasi dan dievaluasi dalam tahap desain. Lalu, solusi yang terbaik diimplementasikan dan digunakan. Selama tahap penggunaan, umpan balik dikumpulkan untuk melihat seberapa baik sistem mampu memecahkan masalah yang telah ditentukan.
 
Gambar 5.1 Pola Melingkar dari SDLC

Metodologi siklus hidup sistem membagi tenaga kerja secara sangat formal, antara pengguna akhir dan spesialis sistem informasi. Spesialis teknis, seperti analis sistem dan programer, bertanggung jawab atas pekerjaan analis sistem, perancangan, dan implementasi pengguna  terakhir terbatas hanya memberikan kebutuhan informasi dan menilai hasil pekerjaaan staf teknis. Siklus hidup juga menekankan spesifikasi formal dan pencatatan, banyak sekali dokumen yang dibuat selama suatu proyek sistem berjalan.
Siklus hidup sistem masih digunakan untuk pengembangkan sistem yang besar dan rumit yang membutuhkan keperluan analisis yang tepat dan formal, spesifikasi yangyang telah ditentukan sebelumnya, dan kendali yang ketat atas proses-prosesnya. Tetapi, pendekatan siklus hidup sistem membutuhkan biaya besar, memakan banyak waktu, dan tidak fleksibel. Walaupun pembuat sistem dapat mundur dan maju ke setiap tahap dari siklus hidup, siklus hidup sistem pada dasarnya merupakan pendekatan di mana tugas-tugas dalam satu tahapan diselesaikan sebelum pekerjaan pada tahapan selanjutannya dimulai. Aktivitas dapat diulangi, tetapi banyak sekali dokumen baru yang harus dibuat dan langkah yang harus diulangi jika kebutuhan dan spesifikasi perlu direvisi. Hal ini akhirnya membuat spesifikasi “dibekukan” relatif awal dalam proses pengembanganya. Pendekatan siklus hidup juga tidak cocok untuk banyak sistem dektop kecil, yang cenderung tidak terlalu terstruktur dan lebih individual.

Jenis-jenis Prototipe

Satu  pertanyaan umum yang sering kali ditanyakan masyarakat ketika pertama kali mendengar tentang prototipe komputer adalah, “Apakah prototipe akan menjadi sistem aktual nantinya?” Jawabannya adalah “tergantung.”
            Terdapat dua jenis prototipe yaitu: evolusioner dan persyaratan. Prototipe evolusioner (evolutionary prototype) terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh fungsional yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini kemudian dilanjutkan produksi. Jadi, satu prototipe evolusioner akan menjadi sistem aktual. Akan tetapi, prototipe persyaratan (requirements prototype) dikembangkan sebagai  satu cara untuk mendefinisikan persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur, pengguna akan mampu mendefinnikan pemroses yang dibutuhkan dari sistem yang baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai tujuannya dan proyek lain akan dimulai melalui sistem aktual.

Pembuatan Prototipe

Pembuatan prototipe (prototyping) meliputi pengembangan sistem uji coba yang cepat dan murah untuk evaluasi oleh pengguna akhir. Lewat interaksi dengan prototipe, para pengguna dapat memperoleh gagasan yang lebih baik mengenai kebutuhan informasi mereka. Prototipe yang telah disetujui oleh pengguna dapat digunakan sebagai patokan untuk membuat sistem versi finalnya.
 
            Prototipe (prototype) adalah versi sistem informasi atau bagian dari sistem yang sudah dapat berfungsi, tetapi dimaksudkan hanya sebagai model awal saja. Setelah beroperasi. Proses membuat rancangan awal, mencoba, memperhalusnya, dan mencobanya kembali disebut proses pengembangan sistem yang iteratif (iterative) karena langkah-langkah yang dibutuhkan untuk membuat sistem dapat diulangi beberapa kali. Pembuatan prototipe lebih iteratif daripada metode siklus hidup yang biasanya, dan secara aktif mendukung perubahan pada rancangan sistem. Dikatakan bahwa pembuatan prototipe teleh menggantikan pengerjaan ulang tak terencana dengan iteraksi yang terencana, dengan setiap versi yang terbaru semakin merefleksikan kebutuhan penggunanya.

Langkah-langkah dalam Pembuatan Prototipe

Langkah 1: mengidentifikasi kebutuhan dasar pengguna. Perancangan sistem (biasanya spesialis sistem informasi) bekerja cukup lama dengan pengguna untuk mendapatkan informasi kebutuhan dasar pengguna.
Langkah 2:  mengembangkan prototipe awal. Perancangan sistem dengan cepat membuat prototipe yang fungsional, menggunakan perangkat-perangkat untuk menciptakan peranti lunak dengan cepat.
Langkah 3:  menggunakan prototipe. Penggunakan didorong untuk bekerja  dengan sistem tersebut untuk seberapa baik prototipe itu memenuhi prototipe itu.
Langkah 4: merevisi dan memperbaiki prototipe. Pembuat sistem mencatat semua perubahan yang diminta pengguna dan memperhalus prototipe berdasarkan permintaan tersebut. Setelah prototipe direvisi, siklus kembali ke Langkah 3 dan 4 diulangi terus hingga penggunanya merasa puas.

Keuntungan dan Kerugian dari Pembuatan Prototipe

Pembuatan prototipe paling bermanfaat ketika terdapat beberapa ketidakpastian tentang kebutuhan atau solusi rancangannya, dan sering digunakan untuk merancangan sistem informasi antarmuka pengguna akhir (end-user interface), atau bagian dari sistem yang berinteraksi dengan pengguna, seperti tampilan online dan layar masukan data, laporan, atau halaman Web. Karena pembuatan prototipe mendorong penggguna akhir terlibat secara mendalam di seluruh siklus hidup pengembangan sistem, maka pembuatan prototipe lebih berpeluang menghasilkan sistem yang memenuhi kebutuhan pengguna.

 Referensi :

(Sistem Informasi Manajemen 2 ed. 10, Laudon (Pearson))
(Sistem Informasi Manajeman ed. 10, McLeod(Pearson))

1 komentar:

Unknown mengatakan...

cukup di mengerti

Posting Komentar